Pages

Pesan Penulis

Rabu, 08 April 2009

Biodata Ku





Nama Saya Fajar Al Hakim..Kelahiran 15 Juni 1986 di Kota Sukabumi..Pendidikan Formal yang telah saya tempuh yakni : TK Kurnia Kota Depok, SD Negeri Panaragan 1 Kota Bogor, SLTP Negeri 6 Kota Bogor, SMA Negeri 10 Kota Bogor, dan saat ini saya masih kuliah di Universitas Gnadarma mengambil Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Teknik Komputer (D3)..Rumah Saya di Bogor tepatnya di Ciomas.

Pengalaman Organisasi : Forum Komunikasi OSIS Kota Bogor (FKOB), Gerbang Sekolah RADAR BOGOR, Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Negeri 10 Bogor, Himpunan Mahasiswa Teknik Komputer (HMTK) Universitas Gunadarma, Serikat Mahasiswa Indonesia

Saya sangat mengharapkan kesejahteraan yang harus terjadi di Negeri ini bagi Rakyat Indonesia..harapan saya pun tertuang dalam 11 Amanat RAKYAT, Yakni :

1. Wujudkan Pendidikan Gratis, Ilmiah, Demokratis, dan Bervisi Kerakyatan
2. Nasionalisasi Aset-aset Vital Negara (Tambang, Air, Tanah, dll)
2. Bangun Industrialisasi Nasional di bawah Kontrol Rakyat
3. Reforma Agraris Sejati Untuk Pertanian Indonesia
4. Wujudkan Upah Layak Nasional untuk BURUH/ Pekerja
5. Sita Harta KORUPTOR untuk Kepentingan Rakyat
6. Tolak Hutang Luar Negeri & Perjanjian-perjanjian yang merugikan Rakyat
7. Ciptakan DEMOKRASI KERAKYATAN di NEGERI INI
8. Usir PEMODAL-pemodal ASING yang menyengsarakan RAKYAT
9. USUT tuntas Kasus-kasus Pelanggaran HAM di Negara ini
10. Jalin Persatuan yang kuat bagi Mahasiswa, Buruh, Petani, Nelayan, Pedagang, dll
11. Kembalikan Kedaulatan kepada RAKYAT

NEGARA harus melaksanakan hal itu,,sebagaimana mestinya harapan rakyat sudah tertuang dalam pembukaan UUD dan UUD 1945 sendiri..

Mari kita Bersatu untuk kesejahteraan RAKYAT,,Rakyat Harus Melawan,,Rakyat Harus Bersatu,,Rakyat Harus Berkuasa..

Dimana Wibawa NEGARA ini ???



Oleh : Fajar al Hakim


Kemajuan Ilmu Teknologi merupakan suatu bukti dari hasil pendidikan yang ada di dunia ini, sehingga segala hal yang ada dapat dipermudah dengan adanya bantuan dari ilmu teknologi. Segala kerjaan manusia pun yang biasa dilakukan secara manual kini sudah tergantikan berkat kemajuan ilmu teknologi yang semakin hari semakin berkembang dan terlihat kemajuannya. Namun apakah betul bahwa ilmu teknologi itu bermanfaat bagi seluruh masyarakat dunia ??...
Negeri tercinta kita ini memang sudah banyak menjamur alat-alat teknologi yang berasal dari negeri penemunya dan pembuatnya sebut saja Amerika, Jepang, dan Negara-negara Eropa. Juga ada pula alat-alat teknologi yang tentunya berasal dari negeri kita ini walaupun tidak begitu maju dan canggih seperti halnya alat-alat teknologi yang berasal dari Negara-negara maju tersebut.
Alat-alat dan penemuan teknologi tersebut memang buah hasil dari pendidikan yang dimana suatu proses transformasi dari yang tidak tahu menjadi tahu, dalam proses pendidikan ini tentunya ada cara bagaimana ilmu tersebut dapat berkembang dan semakin maju, yaitu dengan cara penelitian (observasi), percobaan, dan pembuktian. Semua proses tersebut digunakan sebagai cara untuk menghasilkan dan mengkongkritkan dalam bentuk nyata hasil dari proses transformasi tersebut, sehingga terlihat jelas manfaat dan perkembangannya saat ini.
Kemajuan ilmu teknologi pun memiliki dampak yang negativ selain hasil-hasil yang positif dan berguna bagi masyarakat dunia, yakni salah satunya dinegeri tercinta ini sebagaian masyarakat menyimpulkan lunturnya budaya Indonesia dikarenakan kemajuan ilmu teknologi, yang dahulu tari jaipong, piring, ondel-ondel, dll sering kita jumpai di daerah-daerah, namun kini semakin jarang dan bahkan akan semakin punah, begitu pula dengan budaya dan seni yang lainnya yang berasal dan asli dari INDONESIA.
Terlihat justru budaya-budaya yang dibawa dari Negara-negara luar yang banyak dan merembah di negeri ini berkat kemajuan teknologi yang dapat diakses di TV, Radio, Internet, Majalah, dan media lain, seperti music, fasion, dan lain-lain.
Kemudian mari kita bedah kembali kemajuan ilmu teknologi yang ada di negeri tercinta Indonesia ini, apakah keberadaanya memang sangat berguna dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan pendidikan untuk mencerdaskan dan berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sejarah membuktikan bahwa Negara-negara asing memang sudah banyak memberikan dan meninggalkan sesuatu di negeri tercinta ini, seperti dalam mottonya dan misinya dahulu Negara Portugis/Portugal, Spanyol/Spain, Inggris, Jepang dan Belanda yaitu pencarian kekayaan alam (Gold), penyebaran dan pembuktian ilmu teknologi dan sejarah (Glory), dan penyebaran agama (Gospel).
Negara-negara tersebut yang kita ketahui adalah penjajah memang sudah mencapkan namanya di negeri tercinta ini sejak dahulu. Mereka merengguk rempah-rempah dan kekayaan alam dinegeri ini tanpa pandang bulu dan kemudian dibawa dan dinikmati dinegerinya, ada juga yang digunakan dengan alasan Perang, Pembangunan , dan lain-lain.
Lalu tentu kita ketahui pula cara Negara-negara penjajah tersebut merengguk kekayaan alam yang ada dinegeri ini yaitu dengan cara yang menghalalkan segalanya, yaitu dengan kekerasan, penyiksaan, pembodohan, penipuan, dan adu domba seperti ROMUSA, RODI, Devide ed Invera, dan lain-lain. Dan apa manfaatnya bagi negari kita saat ini ??. Ternyata budaya penjajahan dahulu masih ada sampai saat ini dengan cara yang sama yakni merengguk kekayaan alam (SDA) bahkan manusianya (SDM).
Coba kita tengok pabrik-pabrik dan perusahaan yang ada di Indonesia sebenarnya milik siapa ???,,lalu kita juga dapat jumpai barang-barang yang kita lihat sehari-hari sebenarnya buatan dan milik siapa ????, apakah benar milik negeri sendiri ???..apkah benar buatan sendiri ????..
Sungguh memang wibawa negera tercinta ini tidak ada lagi, di negeri yang kaya akan segala hal SDA (sumber Daya Alam) yang dapat kita nikmati bersama dan juga kita kelola dan bangun bersama dengan kekuatan SDM (Sumber Daya Manusia) baik Pemerintah yang duduk di Istana, Gedung DPR/MPR, Pemerintah Daerah dan Masyarakat Indoensia umumnya, sesungguhnya dapat menjawab kemiskinan, kebodohan, dan masalah-masalah lainnya yang ada dinegeri ini.
Kembali ke Pendidikan, dari segi Pendidikan saat ini banyak dan menjamur Lembaga Pendidikan (Sekolah dan Perguruan Tinggi) swasta, dan semakin sedikitnya Lembaga Pendidikan negeri. Persaingan terjadi di Lembaga Pendidikan negeri dan swasta, baik secara fasilitas, kualitas, dan lainnya, tentu kita tahu mana yang menang.
Hal ini pun membuktikan bahwa segi pendidikan sudah menjadi barang dagangan bagi siapa pun yang mampu mendirikan lembaga pendidikan. Apa buktinya ???....coba kita lihat berjuta-juta SDM yang dikeluarkan Perguruan Tinggi dan Sekolah ternyata tidak dapat menjawab dan membangun negeri ini, penemuan dan hasil ilmu teknologi dan ilmu lainnya dari pendidikan ada namun kepemilikannya tidak dikelola dan dikembangan oleh Negara. Kepemilikkannya kini dimanfaatkan oleh Negara-negara asing.
Dalam UUD 1945 pasal 31 sebagai landasan konstitusi Negara Indonesia ini sebenarnya tertuang bahwa Pendidikan merupakan hak bagi segala masyarakat, tentunya dapat disentuh dan dinikmati oleh seluruh masyarakatnya. Dalam pembukaan UUD pun menjelaskan bahwa Pendidikan haruslah mencerdaskan segala bangsa / rakyatnya, namun hal ini apakah terbukti dan dirasakan kini ????....dengan adanya UU Badan Hukum Pendidikan sebagai kepanjangan dari UU SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) ternyata bertimpangan dengan tujuan sebenarnya dari Pendidikan di Negara ini.
Jika kita berkunjung ke terminal, stasiun dan tempat-tempat lainnya, ternyata banyak masyarakat Indonesia yang kita jumpai tidak mendapatkan haknya dalam menyentuh dan menikmati Pendidikan Indonesia, seperti pengamen jalanan, anak-anak jalanan, pengemis, dan lainnya karena mereka berfikir harus mengeluarkan uang yang banyak untuk sekolah dan kuliah, sedangkan kemampuan ekonominya untuk makan saja sulit.
Sebenarnya memang pemerintah banyak menuangkan cara untuk menjawab dengan metode Bantuan-bantuan Pendidikan seperti BOS dan beasiswa, namun apakah cara ini menjadi solusinya ???...tentu kita ketahui di Indonesia banyak bangunan, fasilitas dan lainya yang tidak layak pakai lagi, padahal pemerintah sudah disindir dan dikritik lewat film-film mengenai pendidikan seperti denias dan laskar pelangi namun tetap saja pura-pura tidak tahu dan seakan tuli/buta.
Kemudian jika kita melihat proses dan hasil dari Pendidikan, dalam prosesnya kita dapat tinjau dan lihat kurikulum yang ada, apakah memang mencerdaskan masyarakatnya ataukah tidak ???... setiap hari peserta didik (siswa) belajar di bangkunya, dan apakah ada hasil yang meraka dapatkan dan mereka miliki/ kuasai. Ada pun hasilnya ternyata masih kalah dengan Negara-negara lain bahkan tidak dapat bersaing di dunia internasional, hal ini membuktikan bahwa kurikulum pendidikan Negara belum bisa menghasilkan output (SDM) yang dapat bersaing dan mensejahterakan masyarakatnya. Padahal kita ketahui bahwa Negara yang miskin pendidikannya maka Negara itu akan menjadi bodoh, dan Negara yang masyaraktnya bodoh akan semakin dekat dengan kemiskinan, jika Negara itu miskin maka akan semakin mudah dalam kehancuran.
Sungguh kita semua sebagai warga Negara Indonesia tidak menginginkan kehancuran, lalu apa solusinya ???.. tentunya disini harus ada peran Negara yang maksimal (100%) dalam mengelola dan menjalankan Pendidikan di negeri ini, Pemerintah haruslah menjadikan Pendidikan yang dapat disentuh dan dinikmati oleh seluruh warganya dari bangku sekolah sampai dengan perguruan tinggi, artinya pendidikan menjadi gratis tanpa ada uang apapun didalamnya. Lalu dalam prosesnya tentu sisi keilmiahan haruslah diterapkan dalam kurikulum, dimana proses penelitian, pembuktian, dan penyelidikkan difasilitasi penuh oleh Negara agar hasilnya pun dapat dinikmati bersama, dan yang paling penting bahwa pendidikan haruslah membuka ruang demokratis yang tinggi, peserta didik merupakan subjek dari pendidikan bukan dijadikan objek pendidikan seperti sapi perah yang diambil susunya. Akhirnya pendidikan yang kita idam-idamkan akan terwujud dengan bervisikan kerakyatan artinya pendidikan oleh, untuk, dan dari rakyatnya, bukan untuk orang asing atau perusahaan yang mengharpkan dan mengambil hasilnya kemudian dijual belikan seperti barang dagangan saja.
Negara selalu saja beralibi atau beralasan mengenai anggaran dan keuangan negara yang belum mampu dalam mewujudkan hal ini, sehingga pemerintah meminjam ke negara lain atau lembaga keuangan dunia (IMF, WORD BANK, dll). Padahal tentunya berkaitan dengan kewibawaan negari ini dimana segala SDA dikuasai dan dikelola pihak asing dan swasta baik itu tambang, air, dan kekayaan alam lainnya, padahal kalau itu kita rebut dan kelola sendiri oleh negara baik rakyat maupun pemerintah maka hasilnya akan kita nikmati bersama pula untuk menjawab anggaran/keuangan dan tentunya tidak ada lagi permasalahan pengangguran apabila tenaga kerjanya dari negeri sendiri. Ini masalah ketidak mampuan negara dalam menjawabnya, negara kita ini sudah membudayakan negara yang konsumtif atau pemakai dan pengguna saja. Kalau negara kita ini punya wibawa maka tentunya kita usir orang-orang asing itu yang telah lama merengguk kekayaan alam di negara ini, dan telah lama membodohi, menipu, dan menyiksa kita selama ini.
Akan semakin parah pula apabila pimpinan-pimpinan negara ini mempunyai watak individualis yang dimana mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya tanpa mementingkan kepentingan negara, lalu apa gunanya PEMILU bila pemimpin-pemimpin yang ada hanya berwatakkan individualis dan tanpa mementingkan kepentingan negara, siapa sebenarnya yang duduk sebagai pemimpin di partai-partai ???, tentunya orang-orang yang harus memiliki uang yang banyak atau kelas bangsawan/priayi, bukan tukang becak, bukan pedagang, bukan buruh, dan lain-lain. Mereka yang ada di partai-partai banyak mengeluarkan uang untuk kemenagan mereka, tentunya setelah naik mereka harus mencari gantinya yang habis untuk kampenye tersebut, lalu apakah perlu kita ikut PEMILU lagi, tiap kali berganti pemerintahan/presiden pun Indonesia akan seperti ini, jika kita tidak sadar apa yang terjadi dan harus kita lawan.
Sudah saatnya negara kita ini untuk bangkit dari kehancuran, sudah saatnya kita membangun dan mampu untuk mensejahterakan negeri dan masyarakat tercinta ini, dan sudah saatnya kita tunjukkan wibawa yang tinggi dengan persatuan seluruh element rakyat yang ada seperti halnya 17 Agustus 1945 masyarakat bersatu melawan penjajahan, yang saat ini penjajahan tersebut merupakan suatu penjajahan bentuk baru, dengan system Kapitalis/Imperialis, yaitu system individualism yang mengeruk dan mengambil kekayaan dan kemampuan yang ada untuk kepentingan individu dan golongan saja dan menjadikan segala halnya dengan uang.
Kapitalis/Imperialis merupakan musuh bersama rakyat Indonesia dan bahkan rakyat dunia saat ini yang tidak kita sadari, dahulu mereka berwujud colonial/penjajah yang menguasai secara fisik, namun saat ini bereka berwujud system yang menguasai ekonomi, budaya, dan politik negara yang mereka jajah, bodohi, siksa, dan kuasai seperti INDONESIA.
Maka janganlah kita berbangga hati dengan status Mahasiswa, padahal nantinya mereka akan menjadi pekerja atau pengangguran, bagitu pula pekerja/buruh, nelayan, petani, dan masyarakat lainnya , jika sendiri-sendiri berjuang tentunya tidak ada gunanya, hal yang harus dilakukan kita harus bersatu untuk membangun kembali negera ini.

MENGAPA HARUS GOLPUT



Oleh : Fajar Al Hakim

Semarak Pemilihan Umum (PEMILU) Legislatif yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 April nanti dan Pemilihan Presiden pada Bulan July nanti sangat terlihat semarak dengan banyaknya warna-warna bendera, spanduk, baliho, umbul-umbul, stiker, dan lain-lain yang menghiasi jalan-jalan yang banyak dilalui masyarakat, pasar, dan tempat-tempat umum dikota maupun di desa.
Kata contreng nomor pun begitu cepat terdengar dan terkampanyekan dimana-mana, bahkan semarak Pemilu pun menghiasi media-media baik televisi, radio, cetak, dan bahkan media internet pun dipenuhi oleh kemarakkan Pemilu. Begitu banyak pula dana yang dikeluarkan untuk mengkampanyekan Calon Legislatif baik DPR/DPRD dan begitu banyak pula dana kampanye untuk mempublikasikan Partai-partai peserta Pemilu baik yang sudah lama maupun baru. Memakan dana jutaan dan bahkan mencapai milyaran dana yang dikeluarkan untuk kampanye dan publikasi Caleg dan Partainya, bayangkan jika dana tersebut dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat dan untuk pembangunan Negera.
Jika kita merefleksi perjalanan Pemilu Indonesia memang cukup panjang sebagai suatu bagian dari pesta Demokrasinya rakyat, terhitung dari 1955 yang mengawali Pemilu pertama di Indonesia dengan berbagai partai yang ada sampai dengan 2004 kemarin. Namun apakah hal ini memang menjadi pesta demokrasi rakyat Indonesia ??..karena jika kita lihat dan teliti sampai pada tahun 2004 kemrin banyak masyarakat yang mengambil jalan Golongan Putih (GOLPUT) atau tidak menggunakan hak suaranya dalam memilih, terhitung tahun 2004 kurang lebih mencapai 24% suara GOLPUT dari jumlah pemilih Indonesia. Hal ini membuktikan kepercayaan rakyat akan Partai sudah semakin sempit dan menurun, sebab partai hanya mengumandangkan janji-janjinya saja tanpa ada bukti yang dapat menjawab kesejahteraan rakyat.
Sistem Pemilihan yang sangat liberal seperti halnya sistem ekonomi yang digunakan oleh Indonesia memang menguntungkan pihak-pihak tertentu saja, rakyat dibutakan dengan sistem yang ada dan pula hanya dijadikan penonton kekuasaan yang ada, dimana rakyat memilih dengan cara mencontreng satu orang yang duduk di nomor-nomor sebagai calon Legislative dari partai tertentu peserta pemilu, bahkan calon-calon Legislative satu partai pun terlihat sikut-sikutan untuk menggalang suara bagi kemenangan individu caleg yang mencalonkan dari suatu partai. Rakyat sudah tertipu dengan system pemilihan yang ada, bukan program partainya lagi yang dilihat dan dipilih, namun program individu caleglah yang ditonjolkan dalam kampanye-kampanyenya.

Siapa yang kita pilih, PARTAInya atau Calegnya ????

Caleg atau calon legislative merupakan calon anggota DPR/DPRD sebagai perwakilan rakyat yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat bukan kesejahteraan partainya atau individunya. Apabila ingin menjadi caleg pastinya harus memiliki modal yang cukup banyak untuk mengkampanyekan dirinya dan partainya pada saat pemilu, dari mana mereka mendapatkan dananya ???,,, tentunya banyak hal yang dapat dilakukan oleh caleg-caleg tersebut untuk menggalang dana baik secara individu maupun sokongan dari pihak-pihak lain untuk memenangkan pemilu dan duduk di DPR/DPRD, dan jika kita lihat hampir mencapai 85 % yang menjadi caleg merupakan pengusaha-pengusaha yang memiliki peruisahaan atau pun saham yang cukup banyak, kemudian apakah ada tukang beca, tukang ojek, tukang parkir, dan masyarakat kecil lainnya dapat mengajukan diri menjadi caleg ????....jawabannya pasti dtidak ada.
Setelah mereka duduk di DPR/DPRD mereka akan dibagi menjadi komisi-komisi yang menanganai bidang-bidang tertentu, lalu coba kita tinjau sebelumnya bahwa gedung DPR/DPRD banyak melahirkan Koruptor-koruptor yang bonafit kelasnya (milyaran rupiah dana yang dikorupsinya). Mereka menjadi caleg tidak ada satu pun yang menjawab kesejahteraan rakyat, yang lebih didahulukan adalah kesejahteraan idividunya terlebih dahulu. Bahkan sampai dengan partai yang berasaskan islam atau syariat tidak dapat menjawab kesejahteraan rakyatnya.

Tidak ada Partai yang mensejahterakan Rakyat ????

Semua partai hanya mementingkan individunya masing-masing dan tidak ada yang mementingkan kepentingan rakyat, buktinya tidak ada partai yang menolak AMERIKA dan sekutunya untuk berkuasa di negeri ini dari tambang emas di papua sampai dengan tambang minyak di cepu. Baik itu partai yang berasaskan Nasionalis (PDI-P, Golkar, GERINDRA, HANURA, dll) maupun Religius (PKS, PPP, dll) semua sama saja. Padahal sudah jelas AMERIKA dan Sekutunyalah yang menjadi MALAPETAKA dari segala hal di negeri ini maupun di dunia ini.
Semakin merajarelanya pemerintah menerima bantuan dan membuka pintunya bagi pemodal asing untuk menginvestasikan modalnya di negeri ini, dengan adanya regulasi – regulasi (undang-undang) yang telah disahkan dan sangat merugikan rakyat banyak yaitu seperti UU-PMA (Penanaman Modal Asing), UU- BHP (Badan Hukum Pendidikan), UU Ketenaga kerjaan, UU Agraria, UU Transportasi, dan yang lainnya. Apakah ada Partai yang menolak UU tersebut yang sudah jelas membuat Rakyat menjadi menderita????......
Kemudian dari semua hal yang mencangkup hajat hidup manusia sudah dikuasai olah kaum pemodal dalam negeri maupun luar negeri, dan semakin liberalnya Negara ini dengan akan lahirnya perdagangan bebas anatar Indonesia-Australia, Indoensia-Asia Tenggara, dan Indonesia-Internasional. Pemerintah justru melegalkan dan mengharapkan hal ini terjadi. Bantuan-bantuan dana yang diberikan Negara kepada Rakyat hanya sebagai kamuflase dari peralihan subsidi yang menjadi kewajiban Negara, baik itu BOS, BLT, Bantuan Beasiswa, PNPM Mandiri, dan yang lainnya, semuanya itu hanya dalam bentuk BANTUAN singkat saja, padahal sudah jelas Negara harus memberikan SUBSIDI sebagai kewajiban yang harus dilakukan kepada rakyatnya, dan dapat menjadi contoh konkrit pada Bidang ketenagakerjaan salah satunya terdapat sistem yang tidak memanusiakan manusia yaitu sistem Outshorcing yang dilegalkan oleh Negera, padahal sistem ini sangat merugikan rakyat dimana manusia diperdagangkan (penyaluran tenaga kerja) dan hal ini dilarang oleh agama, kemudian partai mana yang menolak sistem outshorcing tersebut ????...jawabanbya tidak ada


Pilihannya adalah GOLPUT !!!!

Hal-hal tersebut merupakan sebagian dari banyak hal yang terlihat dan terasa sangat menjadikan rakyat sengsara, lalu apakah harus lagi suara rakyat di bodoh-bodohi dan dimanfaatkan oleh kepentingan individu, partai dan sistem yang tidak memihak kepada rakyatnya. Golongan Putih (GOLPUT) artinya suatu sikap rakyat yang sudah tidak percaya akan Negara, Sistem, dan Pemerintahan yang berkuasa di Negeri ini. Golput meruapakan pilihan untuk mengalang Persatuan Rakyat (Buruh, Tani, Nelayan, Pedagang, Mahasiswa, Pelajar, Pemuda, dan Kaum Miskin Kota) yang semakin menderita untuk mengambil kedaulatan Negara sepenuhnya ditangan Rakyat, dengan alasan bahwa sistem saat ini tidak dapat menjawab kesejahteraan Rakyat dan tidak ada satu pun Partai yang berani menolak sistem yang sudah terbukti menggerayangi kesejahteraan Rakyat yaitu sistem KAPITALIS, dimana sistem ini adalah sistem yang mensejahterakan pihak Pemodal dan Penguasa saja, baik Pemodal Indonesia maupun Pemodal Asing, jadi siapa pun yang menang dalam Pemilu jika sistem ini masih ada maka tidak akan lagi ada rasa keadilan dan kesejahteraan yang akan diharapkan oleh Rakyat banyak. .

Bagaimana Seharusnya ????

Kita sudah tahu sampai pada tahun ini Negara kita banyak dibodoh-bodohi oleh system dan individu yang memiliki kepentingan dari system tersebut, dan semakin banyak pula Rakyat yang menderita tidak mendapatkan pekerjaan yang layak, tidak dapat menempuh Pendidikan yang layak, tidak mendapatkan kesehatan yang layakb dan lain sebagainya, maka seharunya kita kembali kepada keutuhan NKRI yang menyokong kedaulatan ke tangan Rakyat dimana system Demokrasi kerakyatanlah (Dari, Untuk, dan Oleh Rakyat) yang dapat menjawab penderitaan Rakyat selama ini. Kemudian Negara harus tegas merebut apa yang menjadi miliknya di tanah air ini dari tambang, pertanian, perhutanan, dan sumber daya alam yang lain yang sudah dikuasai oleh negera asing.
Untuk menuju hal itu Rakyat harus bersatu dalam gerakan kekuasan Rakyat yang tergabung dalam buruh, petani, nelayan, pedagang, mahasiswa, pelajar, pemuda, dan kaum miskin kota. Buatlah posko-posko kekuatan Rakyat disetiap kota maupun desa untuk merebut kekuasaan rakyat seutuhnya sesuai dengan harapan pendiri negeri Indonesia ini.

HIDUP RAKYAT,,HIDUP BURUH,,HIDUP PETANI,,HIDUP NELAYAN,,HIDUP PEDAGANG,,HIDUP MAHASISWA,,HIDUP PELAJAR,,HIDUP PEMUDA,,HIDUP KAUM MISKIN KOTA

My is Me