Pages

Pesan Penulis

Rabu, 08 April 2009

Dimana Wibawa NEGARA ini ???



Oleh : Fajar al Hakim


Kemajuan Ilmu Teknologi merupakan suatu bukti dari hasil pendidikan yang ada di dunia ini, sehingga segala hal yang ada dapat dipermudah dengan adanya bantuan dari ilmu teknologi. Segala kerjaan manusia pun yang biasa dilakukan secara manual kini sudah tergantikan berkat kemajuan ilmu teknologi yang semakin hari semakin berkembang dan terlihat kemajuannya. Namun apakah betul bahwa ilmu teknologi itu bermanfaat bagi seluruh masyarakat dunia ??...
Negeri tercinta kita ini memang sudah banyak menjamur alat-alat teknologi yang berasal dari negeri penemunya dan pembuatnya sebut saja Amerika, Jepang, dan Negara-negara Eropa. Juga ada pula alat-alat teknologi yang tentunya berasal dari negeri kita ini walaupun tidak begitu maju dan canggih seperti halnya alat-alat teknologi yang berasal dari Negara-negara maju tersebut.
Alat-alat dan penemuan teknologi tersebut memang buah hasil dari pendidikan yang dimana suatu proses transformasi dari yang tidak tahu menjadi tahu, dalam proses pendidikan ini tentunya ada cara bagaimana ilmu tersebut dapat berkembang dan semakin maju, yaitu dengan cara penelitian (observasi), percobaan, dan pembuktian. Semua proses tersebut digunakan sebagai cara untuk menghasilkan dan mengkongkritkan dalam bentuk nyata hasil dari proses transformasi tersebut, sehingga terlihat jelas manfaat dan perkembangannya saat ini.
Kemajuan ilmu teknologi pun memiliki dampak yang negativ selain hasil-hasil yang positif dan berguna bagi masyarakat dunia, yakni salah satunya dinegeri tercinta ini sebagaian masyarakat menyimpulkan lunturnya budaya Indonesia dikarenakan kemajuan ilmu teknologi, yang dahulu tari jaipong, piring, ondel-ondel, dll sering kita jumpai di daerah-daerah, namun kini semakin jarang dan bahkan akan semakin punah, begitu pula dengan budaya dan seni yang lainnya yang berasal dan asli dari INDONESIA.
Terlihat justru budaya-budaya yang dibawa dari Negara-negara luar yang banyak dan merembah di negeri ini berkat kemajuan teknologi yang dapat diakses di TV, Radio, Internet, Majalah, dan media lain, seperti music, fasion, dan lain-lain.
Kemudian mari kita bedah kembali kemajuan ilmu teknologi yang ada di negeri tercinta Indonesia ini, apakah keberadaanya memang sangat berguna dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan pendidikan untuk mencerdaskan dan berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sejarah membuktikan bahwa Negara-negara asing memang sudah banyak memberikan dan meninggalkan sesuatu di negeri tercinta ini, seperti dalam mottonya dan misinya dahulu Negara Portugis/Portugal, Spanyol/Spain, Inggris, Jepang dan Belanda yaitu pencarian kekayaan alam (Gold), penyebaran dan pembuktian ilmu teknologi dan sejarah (Glory), dan penyebaran agama (Gospel).
Negara-negara tersebut yang kita ketahui adalah penjajah memang sudah mencapkan namanya di negeri tercinta ini sejak dahulu. Mereka merengguk rempah-rempah dan kekayaan alam dinegeri ini tanpa pandang bulu dan kemudian dibawa dan dinikmati dinegerinya, ada juga yang digunakan dengan alasan Perang, Pembangunan , dan lain-lain.
Lalu tentu kita ketahui pula cara Negara-negara penjajah tersebut merengguk kekayaan alam yang ada dinegeri ini yaitu dengan cara yang menghalalkan segalanya, yaitu dengan kekerasan, penyiksaan, pembodohan, penipuan, dan adu domba seperti ROMUSA, RODI, Devide ed Invera, dan lain-lain. Dan apa manfaatnya bagi negari kita saat ini ??. Ternyata budaya penjajahan dahulu masih ada sampai saat ini dengan cara yang sama yakni merengguk kekayaan alam (SDA) bahkan manusianya (SDM).
Coba kita tengok pabrik-pabrik dan perusahaan yang ada di Indonesia sebenarnya milik siapa ???,,lalu kita juga dapat jumpai barang-barang yang kita lihat sehari-hari sebenarnya buatan dan milik siapa ????, apakah benar milik negeri sendiri ???..apkah benar buatan sendiri ????..
Sungguh memang wibawa negera tercinta ini tidak ada lagi, di negeri yang kaya akan segala hal SDA (sumber Daya Alam) yang dapat kita nikmati bersama dan juga kita kelola dan bangun bersama dengan kekuatan SDM (Sumber Daya Manusia) baik Pemerintah yang duduk di Istana, Gedung DPR/MPR, Pemerintah Daerah dan Masyarakat Indoensia umumnya, sesungguhnya dapat menjawab kemiskinan, kebodohan, dan masalah-masalah lainnya yang ada dinegeri ini.
Kembali ke Pendidikan, dari segi Pendidikan saat ini banyak dan menjamur Lembaga Pendidikan (Sekolah dan Perguruan Tinggi) swasta, dan semakin sedikitnya Lembaga Pendidikan negeri. Persaingan terjadi di Lembaga Pendidikan negeri dan swasta, baik secara fasilitas, kualitas, dan lainnya, tentu kita tahu mana yang menang.
Hal ini pun membuktikan bahwa segi pendidikan sudah menjadi barang dagangan bagi siapa pun yang mampu mendirikan lembaga pendidikan. Apa buktinya ???....coba kita lihat berjuta-juta SDM yang dikeluarkan Perguruan Tinggi dan Sekolah ternyata tidak dapat menjawab dan membangun negeri ini, penemuan dan hasil ilmu teknologi dan ilmu lainnya dari pendidikan ada namun kepemilikannya tidak dikelola dan dikembangan oleh Negara. Kepemilikkannya kini dimanfaatkan oleh Negara-negara asing.
Dalam UUD 1945 pasal 31 sebagai landasan konstitusi Negara Indonesia ini sebenarnya tertuang bahwa Pendidikan merupakan hak bagi segala masyarakat, tentunya dapat disentuh dan dinikmati oleh seluruh masyarakatnya. Dalam pembukaan UUD pun menjelaskan bahwa Pendidikan haruslah mencerdaskan segala bangsa / rakyatnya, namun hal ini apakah terbukti dan dirasakan kini ????....dengan adanya UU Badan Hukum Pendidikan sebagai kepanjangan dari UU SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) ternyata bertimpangan dengan tujuan sebenarnya dari Pendidikan di Negara ini.
Jika kita berkunjung ke terminal, stasiun dan tempat-tempat lainnya, ternyata banyak masyarakat Indonesia yang kita jumpai tidak mendapatkan haknya dalam menyentuh dan menikmati Pendidikan Indonesia, seperti pengamen jalanan, anak-anak jalanan, pengemis, dan lainnya karena mereka berfikir harus mengeluarkan uang yang banyak untuk sekolah dan kuliah, sedangkan kemampuan ekonominya untuk makan saja sulit.
Sebenarnya memang pemerintah banyak menuangkan cara untuk menjawab dengan metode Bantuan-bantuan Pendidikan seperti BOS dan beasiswa, namun apakah cara ini menjadi solusinya ???...tentu kita ketahui di Indonesia banyak bangunan, fasilitas dan lainya yang tidak layak pakai lagi, padahal pemerintah sudah disindir dan dikritik lewat film-film mengenai pendidikan seperti denias dan laskar pelangi namun tetap saja pura-pura tidak tahu dan seakan tuli/buta.
Kemudian jika kita melihat proses dan hasil dari Pendidikan, dalam prosesnya kita dapat tinjau dan lihat kurikulum yang ada, apakah memang mencerdaskan masyarakatnya ataukah tidak ???... setiap hari peserta didik (siswa) belajar di bangkunya, dan apakah ada hasil yang meraka dapatkan dan mereka miliki/ kuasai. Ada pun hasilnya ternyata masih kalah dengan Negara-negara lain bahkan tidak dapat bersaing di dunia internasional, hal ini membuktikan bahwa kurikulum pendidikan Negara belum bisa menghasilkan output (SDM) yang dapat bersaing dan mensejahterakan masyarakatnya. Padahal kita ketahui bahwa Negara yang miskin pendidikannya maka Negara itu akan menjadi bodoh, dan Negara yang masyaraktnya bodoh akan semakin dekat dengan kemiskinan, jika Negara itu miskin maka akan semakin mudah dalam kehancuran.
Sungguh kita semua sebagai warga Negara Indonesia tidak menginginkan kehancuran, lalu apa solusinya ???.. tentunya disini harus ada peran Negara yang maksimal (100%) dalam mengelola dan menjalankan Pendidikan di negeri ini, Pemerintah haruslah menjadikan Pendidikan yang dapat disentuh dan dinikmati oleh seluruh warganya dari bangku sekolah sampai dengan perguruan tinggi, artinya pendidikan menjadi gratis tanpa ada uang apapun didalamnya. Lalu dalam prosesnya tentu sisi keilmiahan haruslah diterapkan dalam kurikulum, dimana proses penelitian, pembuktian, dan penyelidikkan difasilitasi penuh oleh Negara agar hasilnya pun dapat dinikmati bersama, dan yang paling penting bahwa pendidikan haruslah membuka ruang demokratis yang tinggi, peserta didik merupakan subjek dari pendidikan bukan dijadikan objek pendidikan seperti sapi perah yang diambil susunya. Akhirnya pendidikan yang kita idam-idamkan akan terwujud dengan bervisikan kerakyatan artinya pendidikan oleh, untuk, dan dari rakyatnya, bukan untuk orang asing atau perusahaan yang mengharpkan dan mengambil hasilnya kemudian dijual belikan seperti barang dagangan saja.
Negara selalu saja beralibi atau beralasan mengenai anggaran dan keuangan negara yang belum mampu dalam mewujudkan hal ini, sehingga pemerintah meminjam ke negara lain atau lembaga keuangan dunia (IMF, WORD BANK, dll). Padahal tentunya berkaitan dengan kewibawaan negari ini dimana segala SDA dikuasai dan dikelola pihak asing dan swasta baik itu tambang, air, dan kekayaan alam lainnya, padahal kalau itu kita rebut dan kelola sendiri oleh negara baik rakyat maupun pemerintah maka hasilnya akan kita nikmati bersama pula untuk menjawab anggaran/keuangan dan tentunya tidak ada lagi permasalahan pengangguran apabila tenaga kerjanya dari negeri sendiri. Ini masalah ketidak mampuan negara dalam menjawabnya, negara kita ini sudah membudayakan negara yang konsumtif atau pemakai dan pengguna saja. Kalau negara kita ini punya wibawa maka tentunya kita usir orang-orang asing itu yang telah lama merengguk kekayaan alam di negara ini, dan telah lama membodohi, menipu, dan menyiksa kita selama ini.
Akan semakin parah pula apabila pimpinan-pimpinan negara ini mempunyai watak individualis yang dimana mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya tanpa mementingkan kepentingan negara, lalu apa gunanya PEMILU bila pemimpin-pemimpin yang ada hanya berwatakkan individualis dan tanpa mementingkan kepentingan negara, siapa sebenarnya yang duduk sebagai pemimpin di partai-partai ???, tentunya orang-orang yang harus memiliki uang yang banyak atau kelas bangsawan/priayi, bukan tukang becak, bukan pedagang, bukan buruh, dan lain-lain. Mereka yang ada di partai-partai banyak mengeluarkan uang untuk kemenagan mereka, tentunya setelah naik mereka harus mencari gantinya yang habis untuk kampenye tersebut, lalu apakah perlu kita ikut PEMILU lagi, tiap kali berganti pemerintahan/presiden pun Indonesia akan seperti ini, jika kita tidak sadar apa yang terjadi dan harus kita lawan.
Sudah saatnya negara kita ini untuk bangkit dari kehancuran, sudah saatnya kita membangun dan mampu untuk mensejahterakan negeri dan masyarakat tercinta ini, dan sudah saatnya kita tunjukkan wibawa yang tinggi dengan persatuan seluruh element rakyat yang ada seperti halnya 17 Agustus 1945 masyarakat bersatu melawan penjajahan, yang saat ini penjajahan tersebut merupakan suatu penjajahan bentuk baru, dengan system Kapitalis/Imperialis, yaitu system individualism yang mengeruk dan mengambil kekayaan dan kemampuan yang ada untuk kepentingan individu dan golongan saja dan menjadikan segala halnya dengan uang.
Kapitalis/Imperialis merupakan musuh bersama rakyat Indonesia dan bahkan rakyat dunia saat ini yang tidak kita sadari, dahulu mereka berwujud colonial/penjajah yang menguasai secara fisik, namun saat ini bereka berwujud system yang menguasai ekonomi, budaya, dan politik negara yang mereka jajah, bodohi, siksa, dan kuasai seperti INDONESIA.
Maka janganlah kita berbangga hati dengan status Mahasiswa, padahal nantinya mereka akan menjadi pekerja atau pengangguran, bagitu pula pekerja/buruh, nelayan, petani, dan masyarakat lainnya , jika sendiri-sendiri berjuang tentunya tidak ada gunanya, hal yang harus dilakukan kita harus bersatu untuk membangun kembali negera ini.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Silahkan Berikan Komentar anda Mengenai Isi mengenai Blog ini.

My is Me