Pages

Pesan Penulis

Rabu, 08 April 2009

MENGAPA HARUS GOLPUT



Oleh : Fajar Al Hakim

Semarak Pemilihan Umum (PEMILU) Legislatif yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 April nanti dan Pemilihan Presiden pada Bulan July nanti sangat terlihat semarak dengan banyaknya warna-warna bendera, spanduk, baliho, umbul-umbul, stiker, dan lain-lain yang menghiasi jalan-jalan yang banyak dilalui masyarakat, pasar, dan tempat-tempat umum dikota maupun di desa.
Kata contreng nomor pun begitu cepat terdengar dan terkampanyekan dimana-mana, bahkan semarak Pemilu pun menghiasi media-media baik televisi, radio, cetak, dan bahkan media internet pun dipenuhi oleh kemarakkan Pemilu. Begitu banyak pula dana yang dikeluarkan untuk mengkampanyekan Calon Legislatif baik DPR/DPRD dan begitu banyak pula dana kampanye untuk mempublikasikan Partai-partai peserta Pemilu baik yang sudah lama maupun baru. Memakan dana jutaan dan bahkan mencapai milyaran dana yang dikeluarkan untuk kampanye dan publikasi Caleg dan Partainya, bayangkan jika dana tersebut dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat dan untuk pembangunan Negera.
Jika kita merefleksi perjalanan Pemilu Indonesia memang cukup panjang sebagai suatu bagian dari pesta Demokrasinya rakyat, terhitung dari 1955 yang mengawali Pemilu pertama di Indonesia dengan berbagai partai yang ada sampai dengan 2004 kemarin. Namun apakah hal ini memang menjadi pesta demokrasi rakyat Indonesia ??..karena jika kita lihat dan teliti sampai pada tahun 2004 kemrin banyak masyarakat yang mengambil jalan Golongan Putih (GOLPUT) atau tidak menggunakan hak suaranya dalam memilih, terhitung tahun 2004 kurang lebih mencapai 24% suara GOLPUT dari jumlah pemilih Indonesia. Hal ini membuktikan kepercayaan rakyat akan Partai sudah semakin sempit dan menurun, sebab partai hanya mengumandangkan janji-janjinya saja tanpa ada bukti yang dapat menjawab kesejahteraan rakyat.
Sistem Pemilihan yang sangat liberal seperti halnya sistem ekonomi yang digunakan oleh Indonesia memang menguntungkan pihak-pihak tertentu saja, rakyat dibutakan dengan sistem yang ada dan pula hanya dijadikan penonton kekuasaan yang ada, dimana rakyat memilih dengan cara mencontreng satu orang yang duduk di nomor-nomor sebagai calon Legislative dari partai tertentu peserta pemilu, bahkan calon-calon Legislative satu partai pun terlihat sikut-sikutan untuk menggalang suara bagi kemenangan individu caleg yang mencalonkan dari suatu partai. Rakyat sudah tertipu dengan system pemilihan yang ada, bukan program partainya lagi yang dilihat dan dipilih, namun program individu caleglah yang ditonjolkan dalam kampanye-kampanyenya.

Siapa yang kita pilih, PARTAInya atau Calegnya ????

Caleg atau calon legislative merupakan calon anggota DPR/DPRD sebagai perwakilan rakyat yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat bukan kesejahteraan partainya atau individunya. Apabila ingin menjadi caleg pastinya harus memiliki modal yang cukup banyak untuk mengkampanyekan dirinya dan partainya pada saat pemilu, dari mana mereka mendapatkan dananya ???,,, tentunya banyak hal yang dapat dilakukan oleh caleg-caleg tersebut untuk menggalang dana baik secara individu maupun sokongan dari pihak-pihak lain untuk memenangkan pemilu dan duduk di DPR/DPRD, dan jika kita lihat hampir mencapai 85 % yang menjadi caleg merupakan pengusaha-pengusaha yang memiliki peruisahaan atau pun saham yang cukup banyak, kemudian apakah ada tukang beca, tukang ojek, tukang parkir, dan masyarakat kecil lainnya dapat mengajukan diri menjadi caleg ????....jawabannya pasti dtidak ada.
Setelah mereka duduk di DPR/DPRD mereka akan dibagi menjadi komisi-komisi yang menanganai bidang-bidang tertentu, lalu coba kita tinjau sebelumnya bahwa gedung DPR/DPRD banyak melahirkan Koruptor-koruptor yang bonafit kelasnya (milyaran rupiah dana yang dikorupsinya). Mereka menjadi caleg tidak ada satu pun yang menjawab kesejahteraan rakyat, yang lebih didahulukan adalah kesejahteraan idividunya terlebih dahulu. Bahkan sampai dengan partai yang berasaskan islam atau syariat tidak dapat menjawab kesejahteraan rakyatnya.

Tidak ada Partai yang mensejahterakan Rakyat ????

Semua partai hanya mementingkan individunya masing-masing dan tidak ada yang mementingkan kepentingan rakyat, buktinya tidak ada partai yang menolak AMERIKA dan sekutunya untuk berkuasa di negeri ini dari tambang emas di papua sampai dengan tambang minyak di cepu. Baik itu partai yang berasaskan Nasionalis (PDI-P, Golkar, GERINDRA, HANURA, dll) maupun Religius (PKS, PPP, dll) semua sama saja. Padahal sudah jelas AMERIKA dan Sekutunyalah yang menjadi MALAPETAKA dari segala hal di negeri ini maupun di dunia ini.
Semakin merajarelanya pemerintah menerima bantuan dan membuka pintunya bagi pemodal asing untuk menginvestasikan modalnya di negeri ini, dengan adanya regulasi – regulasi (undang-undang) yang telah disahkan dan sangat merugikan rakyat banyak yaitu seperti UU-PMA (Penanaman Modal Asing), UU- BHP (Badan Hukum Pendidikan), UU Ketenaga kerjaan, UU Agraria, UU Transportasi, dan yang lainnya. Apakah ada Partai yang menolak UU tersebut yang sudah jelas membuat Rakyat menjadi menderita????......
Kemudian dari semua hal yang mencangkup hajat hidup manusia sudah dikuasai olah kaum pemodal dalam negeri maupun luar negeri, dan semakin liberalnya Negara ini dengan akan lahirnya perdagangan bebas anatar Indonesia-Australia, Indoensia-Asia Tenggara, dan Indonesia-Internasional. Pemerintah justru melegalkan dan mengharapkan hal ini terjadi. Bantuan-bantuan dana yang diberikan Negara kepada Rakyat hanya sebagai kamuflase dari peralihan subsidi yang menjadi kewajiban Negara, baik itu BOS, BLT, Bantuan Beasiswa, PNPM Mandiri, dan yang lainnya, semuanya itu hanya dalam bentuk BANTUAN singkat saja, padahal sudah jelas Negara harus memberikan SUBSIDI sebagai kewajiban yang harus dilakukan kepada rakyatnya, dan dapat menjadi contoh konkrit pada Bidang ketenagakerjaan salah satunya terdapat sistem yang tidak memanusiakan manusia yaitu sistem Outshorcing yang dilegalkan oleh Negera, padahal sistem ini sangat merugikan rakyat dimana manusia diperdagangkan (penyaluran tenaga kerja) dan hal ini dilarang oleh agama, kemudian partai mana yang menolak sistem outshorcing tersebut ????...jawabanbya tidak ada


Pilihannya adalah GOLPUT !!!!

Hal-hal tersebut merupakan sebagian dari banyak hal yang terlihat dan terasa sangat menjadikan rakyat sengsara, lalu apakah harus lagi suara rakyat di bodoh-bodohi dan dimanfaatkan oleh kepentingan individu, partai dan sistem yang tidak memihak kepada rakyatnya. Golongan Putih (GOLPUT) artinya suatu sikap rakyat yang sudah tidak percaya akan Negara, Sistem, dan Pemerintahan yang berkuasa di Negeri ini. Golput meruapakan pilihan untuk mengalang Persatuan Rakyat (Buruh, Tani, Nelayan, Pedagang, Mahasiswa, Pelajar, Pemuda, dan Kaum Miskin Kota) yang semakin menderita untuk mengambil kedaulatan Negara sepenuhnya ditangan Rakyat, dengan alasan bahwa sistem saat ini tidak dapat menjawab kesejahteraan Rakyat dan tidak ada satu pun Partai yang berani menolak sistem yang sudah terbukti menggerayangi kesejahteraan Rakyat yaitu sistem KAPITALIS, dimana sistem ini adalah sistem yang mensejahterakan pihak Pemodal dan Penguasa saja, baik Pemodal Indonesia maupun Pemodal Asing, jadi siapa pun yang menang dalam Pemilu jika sistem ini masih ada maka tidak akan lagi ada rasa keadilan dan kesejahteraan yang akan diharapkan oleh Rakyat banyak. .

Bagaimana Seharusnya ????

Kita sudah tahu sampai pada tahun ini Negara kita banyak dibodoh-bodohi oleh system dan individu yang memiliki kepentingan dari system tersebut, dan semakin banyak pula Rakyat yang menderita tidak mendapatkan pekerjaan yang layak, tidak dapat menempuh Pendidikan yang layak, tidak mendapatkan kesehatan yang layakb dan lain sebagainya, maka seharunya kita kembali kepada keutuhan NKRI yang menyokong kedaulatan ke tangan Rakyat dimana system Demokrasi kerakyatanlah (Dari, Untuk, dan Oleh Rakyat) yang dapat menjawab penderitaan Rakyat selama ini. Kemudian Negara harus tegas merebut apa yang menjadi miliknya di tanah air ini dari tambang, pertanian, perhutanan, dan sumber daya alam yang lain yang sudah dikuasai oleh negera asing.
Untuk menuju hal itu Rakyat harus bersatu dalam gerakan kekuasan Rakyat yang tergabung dalam buruh, petani, nelayan, pedagang, mahasiswa, pelajar, pemuda, dan kaum miskin kota. Buatlah posko-posko kekuatan Rakyat disetiap kota maupun desa untuk merebut kekuasaan rakyat seutuhnya sesuai dengan harapan pendiri negeri Indonesia ini.

HIDUP RAKYAT,,HIDUP BURUH,,HIDUP PETANI,,HIDUP NELAYAN,,HIDUP PEDAGANG,,HIDUP MAHASISWA,,HIDUP PELAJAR,,HIDUP PEMUDA,,HIDUP KAUM MISKIN KOTA

2 komentar :

  1. Golput karena bagi saya bukan kita yg memberikan kepercayaan pada pemimpin, justru pemimpin yg harus melahirkan rasa percaya... caranya dgn tingkah prilaku, sikap, dan komitimen yg jelas dan terukur. jujur dsemua calon Gubernur DKI bull shit! apalgi yg pake jargon.... tahun bisa!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua sama saja gan klo masih menganut system politik saat ini dan tidak akan selalu berpihak kepada rakyat kecil

      Hapus

Silahkan Berikan Komentar anda Mengenai Isi mengenai Blog ini.

My is Me